Jadi Juara dengan Teknik The Power of Repetition

Jadi Juara dengan teknik The power of Repetition

Beberapa waktu lalu telah di gelar pentas seni dalam rangka hari anak nasional oleh Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Timur, pentas seni ini menampilkan lomba puisi, lomba menyanyi lomba hadroh, lomba mewarnai dan lomba tari yang di ikuti oleh beberapa rumah singgah dan panti asuhan.

Kebetulan anak saya mewakili panti asuhan yang kekurangan SDM tapi ingin berpartisipasi.

Yang menarik dari acara ini adalah icad dan teamnya yang kadang sulit di atur dan rempong itu, menjadi juara ke dua. Maklum saat itu mereka masih berstatus TK dan umumnya memang lebih senang bermain daripada melakukan hal yang serius.

Mungkin mereka juga mengira bahwa lomba ini bukan hal yang serius, malah para pembimbing dan orangtua yang dagdigdug saat lomba berlangsung.

Untungnya karena sudah latihan rutin yang di bimbing gurunya, bahkan hampir setiap hari saat akan pulang sekolah, sebelum pentas pun sempat latihan dua kali seminggu, yang akhirnya membuat mereka bisa menjadi team yang lebih kompak.



Yang perlu di garis bawahi dalam kasus ini adalah dimana latihan yang rutin dan terus-menerus dapat membuat seseorang yang tidak bisa apa-apa menjadi mudah melakukannya bahkan menjadi ahli.

Hal ini berlaku di segala bidang. Saya pun melakukan hal yang sama yaitu menerapkan "the power of repretition" untuk menjadi ahli dalam bidang pekerjaan saya.

Sebetulnya cara ini memang umum dan biasa di lakukan agar seseorang jadi mahir dan ahli cuma bahasanya aja yang ke-kerenan padahal istilah sederhananya  cuma "latihan yang di ulang-ulang"

Contohnya dalam berlatih sepakbola, dulu saya pernah ikut sebuah sekolah sepak bola. Saat latihan rutin cuma di ajari teknik jugling, dribling,passing dan beberapa teknik tendangan dan gocekan lainnya, di ulang-ulang terus. Cukup membosankan sebetulnya.

Tapi hasilnya luar biasa, saat diterapkan waktu bermain, saya jadi lebih reflek dan dapat mengatur posisi dan arah bola dengan lebih baik.

****
Waktu itu acara lomba di gedung sebaguna Dinas Sosial Jakarta Timur seperti lomba menari, puisi, menyanyi dan mewarnai.

Sedangkan lomba hadroh di kantor Dinas Sosial.

Jadi Juara dengan teknik The power of Repetition
Anak-anak mengikuti lomba mewarnai.

Jadi Juara dengan teknik The power of Repetition
lomba hadroh di kantor Dinas Sosial Administrasi Jakarta Timur

Jadi Juara dengan teknik The power of Repetition
berkat latihan ruitin anak-anak ini bisa menari dengan baik, walapun tidak sempurna tapi tariannya sempat bikin heboh seisi gedung.

Jadi Juara dengan teknik The power of Repetition

Setelah lama menunggu, akhirnya panitia melakukan pengumuman di mana tim anak-anak jadi juara kedua. Sumringah muka mereka saat mendengar namanya di panggil, tanpa pikir panjang langsung berlarian ke atas panggung, polos khas anak-anak.

Sampai tibalah penyerahan hadiah berupa uang tunai beberapa juta rupiah tapi cuma simbolik, anak-anak sempat kebingungan dan dengan polosnya bertanya.

"Bu guru, mana duitnya, kok cuma tulisan aja?"

Hal ini bikin semua orang tertawa, sebab mereka pikir nominal yang di sebutkan tadi akan mereka terima berupa uang cash dan duitnya bakal setumpuk.

Setelah dijelaskan anak-anak pun mengerti.

Sudah ah... ceritanya, daripada lama-lama gak jelas omongan saya. Tapi intinya jika ingin ahli dalam suatu bidang berlatihlah secara terus menerus dan di ulang-ulang.

5 komentar

  1. Begitu juga dengan blogging kang.. kalau menulis terus juga suatu waktu akan ada hasilnya..

    Bener ga sih..atau hanya perasaan saya saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tumben panggil nama Mas Andi dengan sebutan " Kang " jangan2 blog ini dikira blog saya yach, hahahahah..... mohon jujurlah pak. :)

      Hapus
    2. @Pak_Anton.betul pak Anton, saya aja mulai merasakan hasilnya..

      @Kang_Nata iya kang saya baru ngeh. mungkin sindiran buat kang Nata supaya rajin lagi ngeblognya.. :)

      Hapus
  2. Senang sekali lihat anak anak yang berani show on diatas panggung...itu tidak mudah butuh latihan juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mas Dwi, saya aja kalau suruh naik kepanggung masih suka malu.

      Hapus