Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya: Birthday Surprises from 377,297 Feet. namun ini adalah versi cerita tentang monas-nya.
Monas merupakan tempat wisata yang gak asing. apalagi buat orang jakarta. malahan kalau ada waktu senggang, minggu pagi saya dan keluarga suka berolah raga di sini.
Enggak ada yang berubah di monas. Yang ada, perubahan dari waktu-kewaktu cuma kebijakan kepada para penjual di sekitar monas. yang dulu bisa berjualan di dalam kini sudah tidak boleh lagi.
Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Tugu Peringatan Nasional ini dibangun di areal seluas 80 hektare
#wikipedia
Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB.
Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.
Memasuki tugu monas bukan perkara mudah. perlu tenaga extra karena jarak dari parkiran menuju tugunya lumayan jauh. Apalagi waktu itu kami membawa pakde yang kebetulan terkena stroke. jadi ya harus sabar menunggu. mengikuti pakde yang melangkah pelan.
Karena jalan-jalan ini, memang dalam rangka mengantar pakde yang pingin liat monas, sebelum kembali ke Semarang. karena menurutnya seumur-umur belum pernah masuk monas.
Sebetulnya ada fasilitas mobil gratis wara-wiri, tapi itu khusus yang lewat parkir IRTI, mobil wara-wiri ini tidak bisa berhenti sembarangan jadi cuma mengangkut dan menurunkan penumpang di titik yang sudah di tentukan.
Karena parkiran IRTI penuh, saya parkir di stasiun gambir.
Akhirnya sampai juga deh, di pintu masuk tugu Monas. Untuk memasuki tugu-nya harus memasuki jalan ini. dan loket berada di dalam lorongnya.
Kursi Roda untuk orang tua yang kurang sehat
Oh iya... karena jalannya menuruni dan menaiki tangga. Maka pakde saya di perbolehkan melalui jalan pintas. Melalui gerbang samping tugu, dengan meminjam kursi roda dan ijin security di sini.Yang sehat bisa melalui tangga ini menuju loket.
Harga Tiket.
Dewasa Rp. 20.000,-Anak-anak Rp. 10.000,-
Pelataran Puncak
Dewasa Rp. 7500,-
Anak-anak Rp. 3500,-
Lorong bawah tanahnya lumayan instagramable. gak tau kenapa banyak yang suka foto di sini.
Waktu itu saya menggunakan kartu jackcard dan deposit di loket. lalu kartu di tap di pintu ini.
Perjuangan belum berakhir sodarah... sodarah...
Setelah berjuang dari parkiran jalan kaki menuju tugunya. kita masih harus ngantri lagi kalau mau sampai pelataran puncak monas.
total waktu yang di butuhkan untuk mengantri sampai di depan lift kurang lebih 2 jam. yup... saya berdiri selama itu.
Tapi enggak juga sih. Saat kaki mulai pegel, saya pilih duduk di lantainya aja.
Sempat terjadi kericuhan. saat rombongan sekolah dari daerah mengantri di sini. saat mereka mengantri belum membeli tiket masuk pelataran puncak. Mereka cuma punya tiket monas aja.
Yang bikin keki. hal ini mereka ketahui saat sudah mengantri berjam-jam. dan tepat di detik-detik terakhir saat memasuki lift. Dan baru ketahuan, Saat petugas memeriksa tiket mereka.
Jadi agak bawel tanya sana-sini perlu sih... dari pada diem tapi sok tau.
Bagi pengguna kartu jackcard seperti saya, cukup serahkan kartu ke petugas dan petugas akan menghitung sejumlah orang yang akan naik.
Sampai di atas monas merupakan kebanggan tersendiri, terutama bagi pakde dan bude saya. karena setelahnya mereka bisa bercerita di kampung tentang pengalaman mereka di tugu monas kepada sanak saudara maupun tetangga.
lumayan... dapet oleh-oleh cerita. 😁
ehh... tunggu dulu, itu istri saya ternyata sedang siapin speaker buat kejutan ulang tahun. saya malah enggak ngeh... saking sibuknya foto foto.😅
View yang dapat dilihat dari pelataran puncak Monas
Museum Sejarah Nasional
Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia.
Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.
Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama.
Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru.
Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda.
Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru pada masa pemerintahan Suharto.
#Wikipedia
Ruangan di dalam sini sejuk loh. pengunjung bisa duduk-duduk sambil ngemil atau sekedar minum. Tapi hal itu gak berlaku bagi saya. keluarga saya membawa makanan kecil lengkap dengan nasi dan lauk-pauknya sampai buah dan makanan penutup. Layaknya piknik.
Daripada jajan di luar. lumayan kan bisa ngirit. 😄
Relief Sejarah Indonesia
Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia.
Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit.
Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut.
Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia modern.
Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan kerangka pipa atau logam, namun beberapa patung dan arca tampak tak terawat dan rusak akibat hujan serta cuaca tropis.
#Wikipedia
Sudah pada akhir cerita nih...
Masih layak kan monas buat di kunjungi? Walapun terlihat sudah biasa bagi warga jakarta. tapi banyak loh orang dari luar jakarta yang antusias berkunjung ke sini.
Selain wisatawan lokal ada juga wisatawan manca negara.
dibawah sedikit informasi tentang tata tertib di Monas.
Keren mas, pengalaman yang luar biasa. Makasih udah sharing info tentang monas
BalasHapussama-sama mas roli.
HapusJadi nyesel, dulu kerja di Jakarta bertahun-tahun sekalipun belum pernah naik ke puncak Monas ...
BalasHapusPadahal bagus pemandangannya ya
gak usah nyesel Mas, kapan - kapan ke Monas ka lagi. ;)
HapusBagi kami orang daerah dan jarang sekali ke kota besar , Mengunjungi dan berfoto didekat Monas adalah tanda bukti kalau sudah sukses menginjakkan kaki Ke Jakarta.
BalasHapusiya juga merupakan kebanggaan tersendiri, bagi mereka
HapusSudah lama tidak main ke monas, terakhir waktu anak masih kecil. Memang, kalau ada saudara datang, kita sukanya mainnya ke monas atau Taman Mini. Deket dan memang paling diminati..
BalasHapusiya kalau saudara dateng pasti ngajak ke Monas,padahal mah gitu-gitu aja buat kita.
HapusBicara monas, ini adalah monumen bersejarah bagi saya, karena setiap saya perjalana dinas ke Jakarta, pasti saya turun di stasiun gambir setelah naik damri dari soetta.. Melihat monas dari kejauhan di balik dinding kaca bus, saya merasa "sudah" diJakarta.. namun saat ini rasanya susah mendapakan perjalanan dinas ke Jakarta lagi.. :(
BalasHapusada yang bernostalgia nih. he.. he.. :). kalau kangen main aja ke jakarta pak. kalau ada waktu.
HapusMonas memang tempat yang asik ya mas, walau sering kemonas tapi kalo ke sana tetep seru :D
BalasHapusiya karena deket dari rumah. jadi kalau ada waktu ya main ke Monas
HapusKeren bro.. detail banget..
BalasHapusYa masih la yaw.. saya sendiri kalau nanti pas libur Lebaran sempat mau main kesana lagi sambil hunting foto. Sedikit keluar wilayah buat hiburan.
Wisata murah meriah neh
ha.. ha.. makasih Pak Anton.
Hapuskalau main ke monas jangan lupa bawa bekel yang banyak.
Ya gusti pengin ketawa saat anakw rombongan sekolah udah ngantri berjam2 dan nggak punya tiket. Hahaha
BalasHapusiya saya juga geli, tapi kasian juga sih.
Hapus